review film Dark Nuns

Review Film Dark Nuns: 2 Biarawati Badass Melawan Iblis

Yeorobun! Udah nonton Dark Nuns belum? Kalau belum, tenang aja, Bomin siap kasih review film Dark Nuns buat kamu. Kalau udah nonton, ya… tetap baca aja, kali aja ada poin yang kelewat. Siapa tahu habis ini kamu jadi pengen nonton ulang. Hihi.

Film horor thriller ini resmi tayang di bioskop pada 24 Januari 2025. Dibintangi Song Hye-kyo dan Jeon Yeo-bin, Dark Nuns adalah spin-off dari The Priests (2015) yang disutradarai Jang Jae-hyun. 

Jadi, sutradara Dark Nuns siapa? Bukan orang yang sama, ya. Kali ini giliran Kwon Hyeok-jae yang pegang kendali. FYI, dia sebelumnya bikin film Count (2023) dan Troubleshooter (2010).  

Oh iya, kabarnya film ini langsung nge-hits di box office Korea Selatan, lho. Pada hari pertama rilis aja udah narik 163.725 penonton. Jadi, worth it nggak sih buat ditonton? Yuk, simak review film Korea yang satu ini!  

Sinopsis Dark Nuns

Poster film Dark Nuns (2025)

Sebelum kita lihat review film Dark Nuns, kita lihat dulu ceritanya dalam garis besar. Suster Giunia (Song Hye-kyo), seorang biarawati yang enggak biasa. Julukannya aja dark nun, karena skill exorcism-nya udah level dewa.

Suatu hari, Pastor Andrew (Heo Jun-ho) minta tolong Suster Giunia buat ngusir iblis dari tubuh Hee-joon (Moon Woo-jin), remaja malang yang kerasukan.

Tapi tunggu dulu, misi ini enggak semudah bikin ramyun instan. Selain harus berhadapan sama iblis, Suster Giunia juga kena drama dari Pastor Paulo (Lee Jin-wook). Pastor yang juga dokter ini skeptis sama hal-hal mistis dan iblis. Menurut dia, semua penyakit itu cuma butuh obat dan terapi medis.

Untungnya, ada Suster Michaela (Jeon Yeo-bin), muridnya Pastor Paulo, yang akhirnya memutuskan untuk membantu Suster Giunia meski awalnya ragu-ragu. Meski dia ikutan skeptis seperti gurunya dan banyak enggak setuju sama cara yang dipakai Suster Giunia, dia akhirnya jadi partner yang helpful banget.

Review Film Dark Nuns dari Segi Plot Cerita

Soal plot cerita, kalau boleh jujur enggak ada yang baru. Polanya enggak beda jauh dari pendahulunya, The Priests: dua pastor menyelamatkan remaja putri yang kerasukan iblis. 

Di film ini terbalik: dua suster menyelamatkan remaja putra yang kerasukan. Paling ditambah bumbu cerita dua suster ini kolaborasi sama mudang alias dukun Korea untuk menyelamatkan Hee-joon. Namun soal kenapa korbannya selalu remaja, nanti ada penjelasannya tersendiri di dalam film.

Kalau dari pace-nya, Yeorobun kayaknya emang harus bersabar sedikit karena memang agak lambat dari awal ke tengah. Kena semilir AC di bioskop dikit aja, bisa-bisa ketiduran pas nonton. 

Apalagi film ini lebih menitikberatkan ke dialog ketimbang jumpscare seperti film horor lainnya. Jadi memang harus fokus memahami dialognya, yang sayangnya terkesan repetitif di beberapa adegan. Selain itu kurang bikin penasaran, yang bisa bikin penonton jadi kurang fokus juga.

Hal lain yang jadi perhatian, yaitu film ini menggambarkan masyarakat Korea Selatan yang selalu meremehkan perempuan, yang nyatanya terjadi juga di kalangan gereja. 

Posisi Suster Giunia di sini digambarkan enggak menguntungkan. Dia belum ditasbihkan untuk boleh melakukan kegiatan exorcism. Bonusnya, dia perempuan. Tiap kali mau minta izin untuk melakukan pengusiran iblis, susahnya minta ampun. 

Di sisi lain, Suster Michaela juga lowkey dapat tekanan dari Pastor Paulo agar percaya kalau hal-hal mistis itu enggak ada. Hal ini tentunya bikin Suster Michaela jadi perang batin dan malah kehilangan arah.

Aspek Karakter & Akting: Suster Giunia dengan Resting Bi**h Face

Suster Giunia menggambarkan suster yang enggak mainstream: badass dan suka memaki. Tiap kali mau ritual pengusiran iblis, dia sempet-sempetin sebat dulu. 

Dia fokus sama tujuan dan mengupayakan berbagai cara untuk menyelamatkan orang, sekalipun enggak mengikuti prosedur gereja. Enggak ada motif lain selain menyelamatkan orang di balik upayanya ini. Jadi, dia badass di tampilan luar, tetapi soft-hearted di dalam. 

Enggak seperti Suster Michaela yang cukup banyak diberikan konteks masa lalunya, penonton kurang dapat informasi soal latar belakang Suster Giunia, kecuali dari bacotan si iblis waktu lagi perang mental pas proses exorcism.

Dari segi akting, performa Song Hye-kyo memerankan Suster Giunia sesuai ekspektasi. Lewat drama The Glory (2022), aktris berusia 43 tahun ini mampu membuktikan kalau dia bisa menaklukkan karakter yang dark dan gloomy

Song Hye-kyo keluar dari comfort zone-nya dengan enggak selalu ambil peran yang gitu-gitu aja (baca: wanita karier, cantik, elegan, bubbly, lovely, cantik… oke, intinya gitu). Meski enggak mirip persis karakternya di The Glory, di sini ia juga berhasil menunjukkan sisi kelamnya. 

Di film Korea ini, Suster Giunia digambarkan sebagai sosok yang kurang ekspresif (atau mungkin lebih tepatnya tipe cewek yang suka resting bi**h face) bahkan ketika sedang berkata kasar. Namun kita selalu tahu kalau dia sedang marah, resah, dan sedih. Song Hye-kyo bisa menyampaikan emosi tersebut melalui ekspresi mikro.

Lawan mainnya juga perlu dapat aplaus. Jeon Yeo-bin cukup berhasil membawakan peran Suster Michaela yang sering kehilangan arah dan gampang panik. Heo Jun-ho enggak usah ditanya lagi. Aktor kawakan ini selalu membawa perannya dengan maksimal. And Lee Jin-wook is being Lee Jin-wook...

Yang bikin agak kaget, yaitu performa Moon Woo-jin sebagai remaja yang kerasukan. Bomin udah sering lihat performa oke dia di beberapa drama, tapi yang satu ini bikin tercengang juga, sih. 

Karakternya mengharuskan dia menunjukkan dualitas remaja putus asa yang pengen bundir mulu dan iblis bangs*t manipulatif, sombong, serta angkuh. Dia bisa membawakan kedua sisi tersebut dengan baik.

Waktu lihat aktingnya pas kerasukan, Bomin yakin karier anak ini bakal panjang, nih. Meski secara harfiah daftar dramanya Moon Woo-jin memang udah panjang. Kebanyakan jadi versi cilik dari pemeran utama.

Dark Ambiance yang Bikin Merinding Tipis-Tipis

Seperti film horor pada umumnya, Dark Nuns penuh dengan suasana muram dan suram. Cuaca selalu tampak berawan, berkabut, dan hujan menambah dramatis adegan. Set yang banyak dipakai pun gedung-gedung tua dengan interior jadul.

Kalau lihat kamar Suster Giunia maupun Suster Michaela, semua tampak jadul dan muram juga. Tidak banyak barang yang dimiliki, menunjukkan mereka hidup dalam kesederhanaan sebagai biarawati.

Yang menarik, di beberapa adegan kita juga bisa lihat kalau film ini banyak menggunakan hewan untuk simbolisme dan representasi setan untuk menambah kengerian suasana film.

Sesuai judulnya, semua hewan ini berwarna dark alias hitam. Mulai dari penggunaan ayam cemani sebagai tumbal, kambing hitam sebagai representasi setan, dan gagak sebagai simbol kematian.

Perlu Nonton The Priests Dulu Enggak?

Menurut Bomin, kalau kamu belum nonton The Priests, masih aman kok untuk nonton Dark Nuns duluan. Soalnya cerita di The Priest udah case closed, sedangkan di Dark Nuns ini kasus baru, jadi kamu masih bisa menikmati film Korea ini. 

Bomin sendiri juga sudah lama banget nonton The Priests, jadi ya sudah lupa-lupa ingat (kecuali tampangnya Kang Dong-won masih selalu di hati) tapi masih bisa enjoy nonton film ini. 

Namun memang ada beberapa adegan yang mereferensi ke The Priests. Jadi kalau kamu tipe orang yang suka cari easter eggs dari film pendahulu, boleh deh nonton The Priests dulu sebelum Dark Nuns.

Ada Kemungkinan Film Lanjutan? 

Hint-nya sih, ada. Ada topik umum yang muncul dari The Priests dan Dark Nuns, yaitu soal 12 manifestasi iblis. Ini masih jadi kasus yang sedang berlangsung dan belum terpecahkan. Apalagi di bagian akhir, ngasih harapan banget ada film lanjutan. 

The Chosun Daily pun memprediksi filmmakers-nya bakal bikin franchise “Korean occult Avengers.” Cuma kita mending nunggu pengumuman resminya aja, ya.

Itu dia review film Dark Nuns dari Bomin. Kesimpulannya? Worth it buat ditonton. Meski pace-nya agak lambat di awal, film ini tetap menarik buat ditonton berkat akting para pemainnya dan nuansa horor yang solid.

Kalau kamu pengen nonton, Dark Nuns masih tayang di sejumlah bioskop, seperti XXI, Cinepolis, dan CGV.


Sumber: Jakarta Daily, The Chosun Daily

Foto: Munhwa News, Osen, Oh My Star, Sports Seoul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top